Media Pembelajar Sosiologi dengan menganalisa peristiwa di masyarakat secara konstektual. Dilengkapi dengan materi sosiologi untuk kelas 10, kelas 11, dan kelas 12 serta bahan ujian dan pembahasan.
Sejak tahun 2017 ujian nasional tingkat SMA
memiliki kebijakan berbeda dari tahun sebelumnya. Kalau sebelumnya siswa wajib
mengikuti seluruh mata pelajaran yang di-UN-kan, seperti B. Indonesia, B.
Inggris, Matematika, dan mata pelajaran di jurusan IPA/IPS. Namun di tahun 2017
mulai ada kebijakan baru yang terdapat dalam Surat Edaran (SE) tentang
Pendaftaran Peserta Ujian Nasional 2017 yang ditandatangani oleh Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno, pada
tanggal 11 Januari 2017. Dalam SE tersebut, khusus untuk UN SMA, sekolah
diminta untuk mendata mata pelajaran (mapel) pilihan yang akan ditempuh siswa
dalam UN. setiap siswa SMA peserta UN juga diwajibkan memilih satu mapel
pilihan sesuai jurusan atau peminatannya. Untuk jurusan IPA, siswa dapat
memilih salah satu mapel, yaitu Fisika, Kimia, atau Biologi. Untuk jurusan IPS,
siswa dapat memilih mapel Geografi, Sosiologi, atau Ekonomi. Kemudian untuk
jurusan Bahasa, mapel yang dapat dipilih siswa yaitu Antropologi, Sastra
Indonesia, atau Bahasa Asing (Mandarin, Jepang, Arab, Jerman, atau Perancis).
Pemilihan ini tentu, memiliki berbagai
pertanyaan, apakah akan punya pengaruh kepada jurusan saat kuliah? Pertanyaan
ini telah dijawab oleh Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik)
Kemendikbud, Nizam, mengatakan, mapel pilihan pada UN tidak mempengaruhi
jurusan atau program studi yang akan dipilih siswa untuk perguruan tinggi.
“Tidak ada hubungan antara pilihan mapel pada UN dengan program studi dan
jurusan yang akan diambil di perguruan tinggi. Harapannya agar siswa bisa unjuk
kemampuan terbaiknya pada mapel yang dipilih,” kata Nizam di Jakarta, Selasa,
(3/1/2017). Lalu tujuan dari kebijakan pemilihan mata pelajaran ini bertujuan
untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa untuk menunjukkan yang
terbaik dari bidang yang diminatinya. Karena itulah mata pelajaran pilihan
ditentukan oleh siswa sendiri, bukan oleh sekolah.
Setiap sekolah dan tahun tertentu memiliki
persentase mata pelajaran pilihan yang berbeda-beda, ada sosiologi yang paling
banyak dan ada juga geografi yang paling banyak. Siswa punya alasan
masing-masing memilih pelajaran tersebut, suka suka mereka juga, ada yang
bilang, sosiologi lebih gampang karena logika, tapi sosiologi lebih susah
karena rancu, terus geografi lebih pasti jawabannya ketimbang sosiologi, tapi
geografi hafalan banyak juga. Perbedaan itu sangat subjektif tergantung dari
passion siswa, lebih nyaman dengan pelajaran yang mana.
Fokus dari tulisan ini, hanya pelajaran
sosiologi. Kenapa saya harus memilih sosiologi? Apakah saya mampu dengan soal
pilihan ganda sosiologi? Jawaban itu bisa dicoba melalui tulisan ini.
Ada pertanyaan yang harus Anda jawab sebelum
memilih sosiologi. Pertanyaan tersebut seputar kemantapan di pelajaran sosiologi,
yaitu
Apakah anda
termasuk tipe yang suka berimajinasi?
Apakah anda
sering membaca berita seputar sosial, budaya, politik, ekonomi, bahkan
yang viral sekalipun di line today?
Apakah anda
orang yang senang berinteraksi dengan teman bahkan orang baru dikenal?
Apakah anda
sering galau, suka bicara sendiri?
Apakah anda
tipe orang yang suka berdebat dan melawan aturan?
Pertanyaan di atas memang tidak ada hubungan
dengan teori sosiologi manapun. Tapi justru dari pertanyaan yang di atas adalah
jawaban anda memilih sosiologi. Hal ini merupakan pengalaman saya selama
mengajar siswa yang memilih sosiologi. Siswa yang menjawab “iya” dari lima
pertanyaan diatas lebih mudah dan mendapatkan nilai terbaik sosiologi di UNBK.
Memang belum ada penelitian terkait angket tadi, tapi selama ujian sosiologi,
jenis siswa yang di atas malah mendapatkan nilai yang tergolong baik.
Soal sosiologi sebenarnya hanya terdapat dua
jenis, yaitu
soal yang
mencari contoh
soal mencari
kesamaan kata
Berikut ini adalah jenis soal mencari contoh
yang di”intip” dari UNBK 2017.
Jawaban
dari soal di atas adalah B. gambar disamping itu adalah lego yang ingin
digabung dengan lego lain. Lego yang atas adalah anak bangsawan dan lego di
bawah adalah gadis rakyat biasa, itu cara jawab dengan berimajinasi. Kalau
menjawab dengan teori, gambar tersebut termasuk pada struktur sosial, bersifat
stratifikasi (vertikal), ketika ada perbedaan golongan yang terpisah maka akan
disatukan menjadi satu golongan. Golongan bangsawan akan bergabung dengan
rakyat biasa.
Berikut ini adalah jenis soal mencari kesamaan
kata.
Jawaban
dari soal di atas adalah A. Cara jawab soal ini kalau tidak dengan landasan
teori tingal cari kesamaan katanya karena di soal tertulis “latar belakang yang
berbeda” dan tertulis pula “konflik berbeda latar belakang” kemudian yang
ditanya mewujudkan multikultural. Tentu opsi A yang dipilih karena “latar
belakang yang berbeda”. Apakah semudah itu jawab? Tapi memang kadang soal
sosiologi mudah. Sedangkan jika menggunakan landasan teori, multikulturalisme
adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai sebagai kesatuan
tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik,gender, bahasa, ataupun agama.
Kesediaan menerima berarti juga saling menghormati dan tanpa memperdulikan
perbedaan berarti latar belakang yang berbeda.
Dua pembahasan soal di atas memang ada di
UNBK 2017 (puspendikcbt17). Ada beberapa jenis soal sosiologi, kalau
berdasarkan kaidah penulisan soal, yaitu menurut Taksonomi Bloom yang terdiri
dari Cognitive1, Cognitive2, sampai Cognitive 6 atau jika di kartu soal ujian
disebut level kognitif dengan singkatan LK1, LK2, LK3. Ketiga level ini harus
terdistribusi ke dalam soal, makanya ada soal yang menentukan,
mengidentifikasi, mengkategorikan, menerapkan, dan menganalisis. Tapi tenang
saja, semua itu, intinya Cuma dua jenis soal yaitu mencari contoh dan mencari
kesamaan kata. Sementara sekien dulu tulisan ini, mohon maaf jika ada
kekurangan dan saya menerima masukkan dan diskusi tentang sosiologi melalui
email sosiolognrl@gmail.com
Anda bisa melihat video melalui link di
bawah ini. Video tersebut soalnya diambil juga dari UNBK.
Anda juga bias follow instagram
Mr.Sosiologi untuk update soal-soal dengan pembahasan yang lebih simple dan
untuk latihan menjawab soal.
Pada
tanggal8-10 Februari
2017siswa dan siswi kelas 8B SMP Santo Bellarminus melaksanakan kegiatan retret di rumah Samadi Shalom.
Kegiatan retret adalah kegiatan menarik
diri atau mengasingkan diri dari keramaian dan
dari kesibukan rutin, kegiatan
ini dilakukan dengan pergi ke tempat yang sepi selama waktu tertentu untuk
beristirahat dari hal duniawidan
memusatkan perhatiannya pada Tuhan melalui pelayanan-pelayanan khusus. Perjalanan dari Bekasi menuju ke rumah Samadi Shalom
memakan waktu kira-kira 4 jam lamanya. Ketika sampai di sana kami disambut
dengan hangat oleh para suster dan penghuni rumah retret serta mempersilahkan
kami untuk merapikan barang bawaan kami di kamar yang sudah dibagikan (1 kamar
dapat ditempati oleh 2 orang). Kegiatan rohani ini berlangsung selama 3 hari 2
malam.
Salah satu kegiatan agama yang kami laksanakan adalah misa. Kegiatan ini
dapat dikaitkan dengan teori Herbert Blumer yang menyatakan bahwa terdapat tiga
pokok dalam interaksionisme simbolik, yaitu kami siswa dan siswi peserta retret
memakan (act) hosti (thing) sebagai tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus
(meaning).[1]
Agar kita selalu mengingat Yesus dalam setiap kegiatan ibadah kita dan tidak
pernah lupa bahwa Yesus-lah yang telah mengorbankan dirinya di kayu salib untuk
menebus dosa-dosa manusia. Penerimaan hosti oleh dilaksanakan pada pertengahan
misa dengan menggunakan
kedua tangan dan menundukkan kepala.
Selain dari kegiatan kegamaan rumah retret Samadi Shalom juga menggelar
kegiatan selingan untuk menghibur para peserta retret. Salah satu kegiatan
selingannya adalah bermain “Panjang-panjangan”. Permainan ini merupakan
permainan berkelompok yang pemenangya adalah kelompok yang paling panjang
posisinya. Para kelompok berusaha memanjangkan posisi dengan berbagai cara,
mulai dari menggunakan jaket, tali sepatu, dan benda-benda yang terjangkau
lainnya.
Sedangkan kegiatan utama dari retret ini adalah diskusi
keagamaan mengenai firman yang terkait dalam kegiatan misa maupun doa bersama.Diskusi tersebut kemudian
ditransformasikan ke dalam kehiupan sehari-hari dan didramakan bersama dengan
kelompoknya masing-masing. Setelah diskusi selesai maka drama tersebutdipertontonkan kepada teman-teman sekelas.
[1]Kun Maryati dan
Juju Suryawati, Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2016), hlm. 47