Membangun Rumah-rumahan
Di
kampung Durian Runtuh yang tenang dan asri hidup anak-anak yang menggemaskan.
Setiap anak lahir dari keluarga yang memiliki ciri keunikan masing-masing. Ada
keluarga yang berasal dari Melayu, India, dan China. Begitu pula disetiap
keluarga menerapkan cara membesarkan anak sesuai dengan adat istiadatnya.
Upin
dan Ipin tinggal bersama Kak Ros dan Opah (nenek) yang membesarkannya, karena
ayah dan ibunya telah meninggal sejak mereka bayi. Untuk membesarkan Upin dan
Ipin Kak Ros cenderung lebih tegas dan galak ketika Upin dan Ipin nakal,
semisal ketika Upin dan Ipin tidak mau belajar, bisa dijewer sama Kak Ros, namun berbeda dengan Opah yang masih toleran
ketika Upin dan Ipin nakal.
Upin
dan Ipin memiliki banyak teman, seperti Jarjit, Fizi, Ehsan, Ismail, dan Mei
Mei. Pada suatu saat mereka membangun rumah-rumahan di lapangan di tempat biasa
mereka main. Jarjit berpantun “dua tiga buah durian montong, mari kita bangun
rumah gedong”, berpantun kebiasaan Jarjit karena orang tuanya memasukan dia ke
Sanggar Seni Melayu dan jika dia menolak sering mendapat sanksi.
Ketika
membangun sebuah rumah-rumahan Upin dan Ipin terlihat sangat kotor dan
berantakan, lalu mereka ditegur sama Fizi kalau rumah yang dibuat haruslah
rapih dan bersih agar penghuninya juga sehat. Fizi dikenal anak yang suka
menjaga kebersihan karena oleh orangtuanya yang selalu menasehatinya. Kemudian
Upin dan Ipin menuruti pesan dari Fizi untuk merapihkan rumah-rumahannya.
Berbeda
dengan Mei Mei saat membangun rumah-rumahan, Mei Mei terlebih dahulu membaca
majalah Feng Shui tentang konsep rumah yang nyaman. Kemudian Mei Mei mendapat
banyak pengetahuan dari majalah dan membangun rumah-rumahan tersebut. Sehingga
teman-temannya melihat bahwa rumah yang dibangun lebih bagus dari pada yang
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar