Entri Populer

Minggu, 09 April 2017

Inilah Dua Fakta Perang Dunia III Semakin Dekat

Oleh: N.H. Eddart

Semenjak terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat ke- 45 telah  memunculkan sebagai negara adidaya kembali. Sebelumnya dibawah pemerintahan Barack Obama, Amerika Serikat bisa dikata negara yang bersahabat dan tidak menunjukkan sebagai negara agresor. Tapi kesan bersahabat tersebut sudah hilang dan AS kembali menunjukkan wajah aslinya. Tulisan ini mengungkap fakta-faktanya yang dapat dilihat dari aksi militernya di Suriah dan Semenanjung Korea.

Pada hari Jumat (7/4) lalu AS meluncurkan 59 rudal tomahawk dari dua kapal perangnya yang siaga di laut Mediterania yaitu USS Porter dan USS Ross. Target serangan dua kapal perangnya ke pangkalan udara Shayrat yang diduga sebagai home base pesawat Suriah yang menjatuhkan bom kimia pada selasa (4/4) di Kota Khan Sheikhoun, Idlid, Suriah yang dilaporkan lebih 80 orang tewas, termasuk juga anak-anak. Alasan kuat dari serangan AS adalah karena pelanggaran HAM yang dilakukan presiden Bashar Al-assad untuk menghabisi ISIS dengan bom kimia. Padahal AS sebelumnya juga memerangi ISIS, namun setelah kalah tenar sama sekutu Suriah, yaitu Rusia yang lebih dipercaya sama Bashar Assad maka AS seperti dipermalukan.

Serangan AS ke Suriah menunjukkan bahwa keberadaan negara adidaya tersebut masih eksis di kancah internasional. Sangat jelas kebijakan Trump sebagai presiden AS mengizinkan serangan tersebut dengan dalih HAM. Adapun pidato Presiden Trump tentang serangan rudal ke Suriah “Malam ini, saya memerintahkan serangan militer terarah ke sebuah landasan udara di Suriah, tempat serangan kimia itu dilancarkan. Ini merupakan kepentingan keamanan nasional AS yang vital untuk mencegah dan menangkal penyebaran dan penggunaan senjata kimia mematikan” ujar Trump, selasa (4/4). "Tidak ada yang perlu diperdebatkan bahwa Suriah menggunakan senjata kimia yang dilarang, melanggar kewajibannya sesuai Konvensi Senjata Kimia, dan mengabaikan seruan Dewan Keamanan PBB," tandas Trump. Dalih pelanggaran HAM dijadikan sebagai alasan mengapa Presdien Trump mengizinkan untuk menyerang Suriah, padahal keterlibatan AS di Suriah pada mulanya untuk memerangi terorisme. Tentunya menjadi sebuah tanya tanya besar atas sikap AS di Suriah.

Fakta lainnya yang tidak jauh dari wilayah kita, bentuk kebijakan Trump di semenanjung Korea atas sikap Korea Utara yang melakukan uji coba rudal nuklirnya ke laut perbatasan Jepang. Bentuk kebijakannya dengan mengirim kapal induk Carl Vinson yang bertolak dari pangkalan AS di Singapura dengan membawa 36 jet tempur ke Semenajung Korea. Sebelumnya juga AS telah mengirim pasukannya Seal Team 6 dan disusul Delta Force dalam misi latihan gabungan ke Korea Selatan seperti dikutip dari nypost.com (13/3) “A bigger number of and more diverse US special operation forces will take part in this year’s Foal Eagle and Key Resolve exercises to practice missions to infiltrate into the North, remove the North’s war command and demolition of its key military facilities,” a military official told Yonhap, asking not to be named. Jelas diungkapkan bahwa keberadaan pasukan elit AS untuk menyusup ke wilayah utara dan latihan gabungan ini dilaksanakan sampai akhir April.

Pasca pertemuan dua pemimpin presiden AS Donald Trump dan presiden China XI Jinpin kamis (6/4) dan jumat (7/4) kemaren di Mar-a-Lago, Florida, justru membuat situasi semakin memanas. Pasalnya selama ini China merupakan sekutu Korut justru melakukan pertemuan dengan AS. Bahkan AS yang sempat memanas dengan China atas sengketa dan kebebasan navigasi di Laut China Selatan, kini AS dan China berupaya menekan Korut untuk menghentikan rudal nuklirnya. Beberapa pembahasan dari kedua pemimpin negara tersebut diantarnya "Trump mengatakan bahwa ia bersama dengan Xi telah melakukan pembahasan secara mendalam dan sangat serius mengenai masalah nuklir Korut dan merespon hal itu, termasuk posisi AS dalam penyebaran THAAD," ujar pernyataan dari pemimpin bertindak Korsel, Hwang Kyo-ahn, dilansir Asian Correspondent, Sabtu (8/4).

Walapun terjadi pertemuan kedua negara AS-China, Presiden Xi Jinpin meresa keberatan dengan penyebaran radar X-Band THAAD yang telah tiba di pangkalan Angkatan Udara AS di Osan, Korea Selatan pada hari Kamis (16/3/2017). Radar X band dapat berfungsi untuk melacak rudal, dan mampu mendeteksi gerakan rudal dari musuh dari jarak maksimal 800 kilometer dengan sudut 120 derajat. Sikap keberatan China karena radar tersebut dapat menjangkau wilayah negara tirai bambu dan mengganggu stabilitas keamanan negara China.

Dua fakta aksi militer AS di Suriah dan semenanjung Korea menjadi banyak perhatian internasional dan tentu Indonesia harus berjaga-jaga. Kalau di Suriah tidak berdampak langsung terhadap Indonesia karena secara geografis jauh, namun tidak untuk di semenajung Korea. Jika sedikitpun terjadi senggolan antara Korut dan AS, maka sangat mungkin stabilitas di Laut China Selatan menjadi terganggu. Laut China Selatan dan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) akan menjadi jalur sibuk yang dilalui oleh kapal perang dan tentu perdagangan Indonesia terganggu karena selama ini Indonesia banyak menjalin kerjasama ekonomi dengan Korea Selatan, Jepang, dan China.

Mungkin tidak mungkin, Presiden Trump yang dikenal kontroversional akan melancarkan serangan jika menemukan alasan yang kuat untuk menyerang Korea Utara. Formasi yang terlibat dari kubu Korea Selatan yaitu Jepang, Amerika Serikat dan China. China dalam hal ini walapun sama negara komunis dengan Korea Utara tapi sejak kepemimpinan Presiden Kim Jong Un hubungan kedua negara tidaklah baik. Disisi lain, bagi AS, China tetaplah pesaingnya dalam bidang ekonomi dan keberatan China atas penyebaran radar THAAD merupakan tanda bahwa China tidak sependapat dengan AS untuk menginvasi Korea Utara dan China lebih memilih negosiasi AS dengan Korut ketimbang melakukan invasi. Sikap Rusia tentunya akan menjadi penentu dalam etalase konflik antar negara ini.

Kamis, 22 Desember 2016

Dengan “Telolet” Berhasil Mendinginkan Suasana dan Bahagia Itu Tercipta




Oleh: N. H. Eddart

Menjelang akhir tahun 2016, tensi Indonesia sedang memanas dengan isu-isu horizontal yang rentan terhadap integrasi bangsa, upaya pemersatu ikatan dengan simbol “ke-bhinekatunggalika-an” serta doktrin-doktrin “NKRI” sempat disebar untuk menguatkan kembali pasca isu-isu horizontal tersebut. Kini “Om Telolet Om” menjadi viral dan trending topik sebagai simbol pemersatu dengan kosakata yang sangat sederhana “telolet” berhasil mendinginkan suasana, kata telolet awalnya diperkenalkan oleh komunitas pecinta bus, kemudian bulan November muncul di media sosial video-video pemburu telolet di daerah Jepara yang dilakukan anak-anak kecil setelah pulang sekolah di sore hari dengan membawa spanduk atau berteriak “om telolet om” sebagai bentuk tawar kepada supir untuk membunyikan klakson busnya. Suara klakson bus hasil tawar dari pemburunya dianggap sebagai sebuah tantangan yang ditunggu-tunggu, analogi sederhananya seperti ini, ketika kita meminta sesuatu kepada siapapun kemudian permintaan tersebut dikabulkan, maka kita akan merasa bahagia. 

Tantangan berburu telolet tergolong baru sebagai jenis hiburan rakyat, padahal hal serupa pernah ada di Indonesia seperti mengejar kereta api untuk meminta uang dari penumpangnya, berteriak minta duit ketika helikopter terbang di atas rumahnya, menonton kendaraan saat mudik, dan berlari melihat ambulans ketika mendengar bunyi sirine. Hal ini pernah dialami anak-anak masa kecil sebagai hiburan rakyat, namun kenapa telolet lebih terkenal ketimbang hal lainnya. Perbedaanya karena sudah pasti, era kini masyarakat telah mengenal media berbagi kesenangan, telolet berhasil menarik perhatian masyarakat karena telah masuk ranah globalisasi dimana tidak ada batas apapun bagi suatu negara untuk berbagi informasi dan transportasi. Kemudian media sosial yang berperan menyebarkan informasi akan kesenangan dan hobi mereka menjadi lebih terkenal. 

Bunyi klakson bus, bunyi kereta api, bunyi ambulans dan bunyi jenis kendaraan apapun memang tidak pernah terlepas dari bentuk permainan anak-anak. Jenis permainan anak-anak butuh visualisasi dan audiotori yang bersamaan tercipta agar terkesan realistis. Proses peniruan ini disebut imitasi yaitu peniruan gaya, bahasa, tingkah laku dari seseorang. Seorang anak kecil meniru supir atau pengendara dari kendaraan tertentu, kemudian di transformasikan bersamaan dengan bentuk permainannya. Lalu kenapa dengan telolet, bentuk mainan mobil-mobilan bus memang banyak dijual, tapi belum realistis audiotorinya. Para pecinta bus sering mengambil gambar bus saat melintas di wilayahnya terutama di Jawa Tengah atau Jawa Timur. Tidak heran jika kita yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya berkunjung ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur sering melihat orang mengambil gambar bus dan mengacungkan jempol disisi jalan raya. Pecinta bus juga membuat miniatur bus sangat mirip seperti aslinya , tapi sayang miniature bus tidak dilengkapi suara klakson telolet, karena klakson bus telolet tidak dijual dengan murah dan mudah. Sehingga permainan mobil-mobilan dilakukan dengan lisan mereka. 

Lalu kenapa alasan anak-anak turun ke jalan untuk berburu klakson telolet? karena mainan bus dan suara klakson bus yang harus sinergi itulah menjadi alasan anak-anak berburu klakson bus. Suara telolet yang bermacam-macam dan unik tersebut menjadi referensi bagi mereka saat bermain dengan temannya. Tapi pemburu klakson bus tidak semuanya anak-anak yang bermain dengan mobil-mobilan. Ada pergeseran interpretasi dari klakson bus yang berbunyi telolet tersebut, yaitu tantangan meminta telolet kepada supir bus itulah yang kini menjadi permainan baru, tidak hanya dilakukan oleh anak-anak melainkan orang dewasa juga, makanya sekarang ada yang menyebut telolet challenge. Dalam telolet challenge ini memunculkan permainan rakyat baru, dimana tantangannya adalah meminta suara klakson dengan terikan “om telolet om”, jika bus membunyikan maka sukseslah dia, tapi jika tidak membunyikan klakson maka gagal bagi dia, termasuk jika bunyi klaksonnya standar juga tidak memuaskan bagi tantangan ini.

Bus telolet dengan bus konvensional tidak mudah dibedakan karena hanya bisa dibedakan berdasarkan bunyi klaksonnya, klakson bus telolet memiliki harga yang mahal, beberapa supir[1] yang pernah ditanyakan harganya kisaran 950 ribu sampai 1,5 jutaan tergantung jenis bunyinya. Bagi Patra[2] pemburu telolet ini sudah ada dari 5-6 tahun yang lalu tandanya banyak yang merekam dan mengacungkan jempol disisi jalan maupun di terminal-terminal, yang diincar adalah bus pariwisata dan bus besar karena suaranya yang khas dan nyaring membuat perhatian warga, biasanya ditemui di Jawa Tengah. Bus telolet memiliki ciri antara lain trayek jarak jauh menuju Jawa Tengah atau Jawa Timur atau bus AKAP (antarkota antarprovinsi), bus jenis pariwisata, dan bus kelas bisnis. Sedangkan bus trayek Cirebon, Kuningan, dan Karawang memiliki klakson standar dan lebih panjang seperti terompet kapal. 

Berikut ini daftar bus telolet paling keren berdasarkan Bis Mania Community (BMC) dalam sebuah video yang diunggah melalui youtube 19 September 2016. Pertama. Bus Garuda Mas Mahesa, suara klakson bus yang meningkatkan rasa cinta untuk tanah air. Klakson telolet lagu Hari Merdeka 17 Agustus ini jadi yang terbaik dengan menempati peringkat pertama. Kedua. Bus Garuda Mas, klakson telolet paling keren kedua adalah suara lagu jablay yang pernah dipopulerkan Titi Kamal dalam filmnya "Mendadak Dangdut." Ketiga . Bus Laju Prima SHD, ada yang tahu lagu “Suwe Ora Jamu” minta supirnya menyalakan klakson dan lagu “Suwe Ora Jamu” akan bergema di jalanan. Keempat. Bus Rosalia Indah SHD Keempat, ada klakson telolet khas colekan, mirip-mirip reffrain di lagu “Cublak-cublak Suweng”. Kelima. Bus Subur Jaya, suara telolet ocehan bus Subur Jaya lebih panjang. Keenam. Bus PO.SAE, klakson telolet bus PO SAE sedikit lucu, dan masuk ke dalam tujuh suara telolet paling keren versi BMC. Ketujuh. Bus Pandawa 87, terakhir ada klakson telolet bunyi parade dari Bus Pandawa.

Om Telolet Om telah menjadi pendingin suasana bangsa ini setelah memanasnya isu horizontal yang belakangan terjadi, dengan kebahagian yang sederhana, bentuk identitas Indonesia yang menjadi viral mendunia, sampai selebriti internasional ikut-ikutan dalam permainan ini. Masyarakat ternyata membutuhkan hiburan tidak melulu diselimuti isu-isu sensitif seputar konflik horizontal dan politik kepentingan. Media hiburan yang selama ini menjadi tontonan, telah beralih fungsi sebagai media konspirasi. Berita yang disajikan hal-hal yang membuat masyarakat tegang akan ancaman konflik dan terorisme. Padahal sejatinya masyarakat akan terus bergerak menciptakan hal-hal baru kemudian menjadi tradisi masyarakat itu sendiri sampai tradisi itu menjadi simbol suatu budaya.


[1] Sunaryo, supir bus PO Haryanto, Terminal Blok M, Sabtu (14/5/2016).
[2] Seorang sopir bus pariwisata, saat ditemui di Taman Parkir Abu Bakar Ali Yogyakarta, Kamis (12/5/2016).

Statistik Pengunjung

Socio Education

Merupakan Weblog tentang seputar materi ilmu sosial sebagai penunjang dan pelengkap edukasi.

  © Design Blog 'Ultimatum' by Socio Education 2020

Back to TOP