Entri Populer

Tampilkan postingan dengan label Kornblum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kornblum. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 April 2019

Lembaga perekonomian Desa Buntu terhadap kebutuhan sehari-hari


Oleh: Muhammad Mufti Shofiyulloh

Pada bulan September lalu, kami dari SMA Global Prestasi melakukan penelitian terhadap kehidupan di desa, yaitu Desa Buntu selama seminggu, kami melakukan penelitian dengan cara tinggal di rumah warga selama 5 hari, kami meneliti dengan cara mengikuti mereka menghidupi keluarga nya hingga aktivitasnya sehari-hari, bahkan kami melakukan posyandu dan bazaar, dengan tujuan untuk meningkatkan jiwa sosial dan kepekaan terhadap sesama, sehingga pelajaran tidakhanya didapat di kelas,tetapi dengan berinteraksi langsung dengan warga.

Saya sendiri ambil alih dalam kegiatan itu, saya mengikuti kehidupan keluarga Bapak Sukiman, sebenarnya beliau tidak di rumah, sehingga saya tinggal bersama teman serumah,istri bapak sukiman,dan kedua anaknya,istri bapak sukiman adalah seorang petani kentang,setiap 5 hari sekali beliau pergi ke ladang untuk bertani. Istri Bapak Sukiman bercerita kepada saya bahwa pendapatan keluarga beliau sebagai petani bisa di bilang cukup sedikit, namun dengan uang tambahan, dan setelah saya melakukan penelitian, rata-rata pendapatan petani disana sekitar Rp1.000.000-Rp1.500.000.
 


Warga Desa Buntu sebagian besar penduduknya adalah petani, sehingga pendapatan mereka bisa dibilang cukup rendah. pendapatan sekitar Rp1.000.000-Rp1.500.000 mereka gunakan dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut Kornblum(1988), penelitian terhadap institusi ekonomi difokuskan pada pokok bahan pasar dan pembagian kerja,interaksi antara pemerintah dan intitusi ekonomi, dan perubahan pekerjaan.[1]



Warga Desa Buntu bisa dibilang cukup cerdas untuk mengatur keuangan ataupun perekonomian keluarga mereka, dengan pendapatan yang cukup rendah, mereka berusaha mencari alternatif untuk menghidupi keluarga mereka. Saat kami mengedakan bazzar, mereka terlihat sangat hati-hati dalam membeli barang, karena mereka ingin mendapatkan barang dengan harga yang murah dengan kualitas yang lumayan bagus, pada saat bazzar memang kami memasang harga yang cukup murah agar warga dapat membeli dengan senang hati, pada saat bazzar, bisa dilihat dari wajah mereka bahwa mereka senang dengan SMA Global Prestasi untuk mengadakan acara bazzar baju murah, baju yang kami jual berkisaran haraga Rp1.000-Rp55.000, mungkin di kota baju harga sekitaran itu dibilang cukup murah, tetapi dengan harga segitupun mereka masih menawarkan harga termurah, kami sebagai penjual terkadang merasa kasihan terhadap warga, sebab kondisi ekonomi mereka membatasi mereka untuk membeli barang dengan harga tinggi.
Ini adalah foto situasi ketika kami mengadakan bazzar, bisa dilihat warga terlihat cukup antusias dalam mengikuti bazzar, meskipun harga barang terbilang murah, namun tetap terjadi kegiatan tawar menawar, karena keterbatasan warga Desa Buntu dalam membeli barang, karena pendapatan yang terbilang cukup rendah.


[1] Halaman 85, buku sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X, Kurikulum 2013,di terbitkan oleh Esis disusunn oleh : Kun Maryati dan Juju Suryawati.
 


Statistik Pengunjung

Socio Education

Merupakan Weblog tentang seputar materi ilmu sosial sebagai penunjang dan pelengkap edukasi.

  © Design Blog 'Ultimatum' by Socio Education 2020

Back to TOP