Oleh:
Muhammad Mufti Shofiyulloh
Pada
bulan September lalu, kami dari SMA Global Prestasi melakukan penelitian
terhadap kehidupan di desa, yaitu Desa Buntu selama seminggu, kami melakukan penelitian
dengan cara tinggal di rumah warga selama 5 hari, kami meneliti dengan cara
mengikuti mereka menghidupi keluarga nya hingga aktivitasnya sehari-hari,
bahkan kami melakukan posyandu dan bazaar, dengan tujuan untuk meningkatkan
jiwa sosial dan kepekaan terhadap sesama, sehingga pelajaran tidakhanya didapat
di kelas,tetapi dengan berinteraksi langsung dengan warga.
Saya
sendiri ambil alih dalam kegiatan itu, saya mengikuti kehidupan keluarga Bapak
Sukiman, sebenarnya beliau tidak di rumah, sehingga saya tinggal bersama teman
serumah,istri bapak sukiman,dan kedua anaknya,istri bapak sukiman adalah
seorang petani kentang,setiap 5 hari sekali beliau pergi ke ladang untuk
bertani. Istri Bapak Sukiman bercerita kepada saya bahwa pendapatan keluarga
beliau sebagai petani bisa di bilang cukup sedikit, namun dengan uang tambahan,
dan setelah saya melakukan penelitian, rata-rata pendapatan petani disana
sekitar Rp1.000.000-Rp1.500.000.
Warga
Desa Buntu sebagian besar penduduknya adalah petani, sehingga pendapatan mereka
bisa dibilang cukup rendah.
pendapatan
sekitar Rp1.000.000-Rp1.500.000 mereka gunakan dengan sebaik-baiknya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut Kornblum(1988), penelitian terhadap
institusi ekonomi difokuskan pada pokok bahan pasar dan pembagian
kerja,interaksi antara pemerintah dan intitusi ekonomi, dan perubahan
pekerjaan.[1]
Warga
Desa Buntu bisa dibilang cukup cerdas untuk mengatur keuangan ataupun
perekonomian keluarga mereka, dengan pendapatan yang cukup rendah, mereka
berusaha mencari alternatif untuk menghidupi keluarga mereka. Saat kami
mengedakan bazzar, mereka terlihat sangat hati-hati dalam membeli barang,
karena mereka ingin mendapatkan barang dengan harga yang murah dengan kualitas
yang lumayan bagus, pada saat bazzar memang kami memasang harga yang cukup
murah agar warga dapat membeli dengan senang hati, pada saat bazzar, bisa
dilihat dari wajah mereka bahwa mereka senang dengan SMA Global Prestasi untuk
mengadakan acara bazzar baju murah, baju yang kami jual berkisaran haraga
Rp1.000-Rp55.000, mungkin di kota baju harga sekitaran itu dibilang cukup
murah, tetapi dengan harga segitupun mereka masih menawarkan harga termurah,
kami sebagai penjual terkadang merasa kasihan terhadap warga, sebab kondisi
ekonomi mereka membatasi mereka untuk membeli barang dengan harga tinggi.
Ini
adalah foto situasi ketika kami mengadakan bazzar, bisa dilihat warga terlihat
cukup antusias dalam mengikuti bazzar, meskipun harga barang terbilang murah,
namun tetap terjadi kegiatan tawar menawar, karena keterbatasan warga Desa
Buntu dalam membeli barang, karena pendapatan yang terbilang cukup rendah.
[1] Halaman 85, buku sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X, Kurikulum
2013,di terbitkan oleh Esis disusunn oleh : Kun Maryati dan Juju Suryawati.