Hal yang fenomenal dan terbilang sangat langka dalam wacana mahasiswa, tentang buku dari tokoh geolog dan fisikiawan nuklir asal Brazil, prof. Arysio Santos. Pada desain cover bukunya yang memperlihatkan kepulauan Indonesia pada 12.000 tahun yang silam, memberikan nilai tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Buku tersebut berjudul “Atlantis the Lost Continents Finally Found”, buku yang mengungkap misteri yang sangat klasik bagi kebudayaan dan peradaban dunia yaitu kota Atlantis yang hilang, banyak para pakar geolog internasional berusaha mencari dimana keberadaan kota atlantis, ribuan buku telah diterbitkan yang isinya untuk mengungkap keberadaan kota Atlantis tersebut. Banyak hipotesa-hipotesa lokasi yang menjadi sasaran oleh para pakar tersebut, namun kriteria yang di paparkan oleh Plato masih sangat lemah. Lokasi-lokasi yang diduga sebagai pusat peradaban dunia itu antara lain, Samudra Atlantik, Samudra Pasifik, India, Segitiga Bermuda, Formosa, India, Brazil dan sekarang timur jauh dan barat jauh (Indonesia). Lokasi yang sekarang lagi banyak dikunjungi oleh pakar-pakar untuk meneliti kebenarannya, yaitu Sundaland (Paparan Sunda) yang menurut sejarahnya, pada zaman es pleitocene, Indonesia masih merupakan daratan yang sangat luas, yang memiliki sumber hayati dan nabati yang kaya.
Plato menggambarkan masa kejayaan Atlantis, sebuah kerajaan yang makmur dengan emas, perak, batuan mulia ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan kesenian, tarian teater, musik dan olahraga. Warga atlantis adalah orang yang terhormat dan kaya, kemudian menjadi ambisius, lantas mereka dihukum dengan mendatangkan banjir bandang, tsunami, gempa dan letusan-letusan gunung merapi, sehingga dahsyatnya bisa menenggelamkan benua itu. Bencana itu memusnahkan 70% dari spesies mamalia yang hidup dimasa itu dan sebelum terjadinya bencana itu pulau Sumatra, Jawa, Kalimanatan dan Nusa Tenggara masih menyatu dengan semenanjung Malaysia dan benua asia. Gunung utama yang disebutkan oleh Prof. Santos, yaitu gunung Krakatau dan beberapa gunung lainnya seperti Gunung Semeru, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani. Dalam bukunya Plato menyebutkan negara makmur tersebut sepanjang waktunya selalu bermandi matahari, padahal waktu itu masih zaman es yang temperatur bumi secara keseluruhan kira-kira 15° lebih dingin dari sekarang. Indonesia dijuluki zamrud khatulistiwa karena berada dibawah garis khatulistiwa, hewan dan tumbuhan menjadi subur karena selalu di sinari matahari, dan Indonesia merupakan daerah yang beriklim tropis.
Akankah criteria yang dipaparkan Plato begitu dekat dengan penelitian Prof. Santos, yang dia meneliti selama kurang lebih 29 tahun untuk mengungkap misteri kota atlantis. Prof. Santos menghubungkan Indonesia dengan kota atlantis berdasarkan pendekatan dari ilmu goelogi, astronomi, arkeologi, linguistic, etnologi dan comparative mythology. Pada 12.000 tahun yang lalu dilihat dari disiplin ilmu geologi Indonesia merupakan daratan besar, daratan yang sekarang tenggelam itu, terdapat sungai yang banyak dihuni oleh orang-orang, menurut disiplin sejarah juga, fosil-fosil manusia banyak ditemui di pinggiran sungai-sungai, hal ini memperlihatkan dugaan kuat bahwa daratan yang kini tenggelam itu dulunya merupakan ekologi kehidupan. Lain halnya dengan disiplin sosiologi, yang menitik beratkan pada struktur kebudayaan dan arsitektur. Kebudayaan lembah Indus, Mesir, Mesopotania, Hatti, Junani, Minoan, Crete, Roma, Inka, Maya, Aztec, dan lain-lain. Budaya ini mengenal mitos yang sangat mirip, yaitu nenek moyang mereka mengatakan bahwa berasal dari timur jauh dan barat jauh. Setelah atlantis itu tenggelam, penduduknya bermigrasi ke Amerika, India, Eropa, Timur Tengah, Australia dan Cina. Dengan membawa ilmu pengetahuan dan teknologi maju mereka, setelah itu mereka berusaha menghidupkan lagi kebudayaan atlantis itu di tempat yang mereka tinggali. Ada lima ras yang berkuasa pasca atlantis yaitu, kulit kuning, kulit merah, kulit coklat, kulit hitam dan pucat. Pada masa itu kebudayaan yang menonjol adalah kulit merah yaitu kebudayaan Indian/Aztec/Maya yang juga dari atlantis. Tetapi kemudian kebudayaan itu mengalami kemunduran dan tergantukan oleh kebudayaan kulit hitam/coklat di India yang mulai menguasai dunia. Inilah kemungkinan besar zaman kejayaan yang kemudian di kenal sebagai Epos Ramayan (7000 tahun yang lalu) dan Epos Mahabarata (5000 tahun yang lalu), dan masa kejayaan itu hancur setelah perang Baratayuda. Kisah itu tercatat dalam tradisi-tradisi suci di India di daerah, Lanka, Kumari Kandan, Tripura dan lain-lain. Bahasa-bahasa juga dapat di telusuri dari Sansekerta dan Dravida. Pandangan kuta juga dari sudut agama yang menceritakan tentang kisah nabi Nuh a.s yang memerintahkan umatnya untuk bertobat ketika mereka terlena akan buaian harta, mereka tidak mensyukuri nikamat yang diberikan oleh Allah SWT, dan pada akhirnya nabi Nuh memerintahkan untuk menaiki bahtera perahu agar selamat dari bencana banjir. Kisah nabi Idris juga menjadi dukungan kuat, karena pada masa nabi idris masyarakatnya sudah tidak primitive dan sudah mengenal bercocok tanam.
Dari beberapa sudut pandang yang telah dijabarkan tadi, mungkin belum memperkuat dugaan kalau atlantis itu adalah Indonesia, kenyataan yang muncul yaitu ketika menemukan fakta yang sebenar-benarnya akan atlantis itu seperti apa. Bukti-bukti yang kuat seperti bangunan peninggalannya pun belum ditemukan, akan tetapi kriteria kemiripan kalau atlantis itu Indonesia memang sudah tidak diragukan lagi. Sekarang nama Indonesia di mata dunia sudah semakin dikenal, kalau kita pikir, berapa banyak uangkah pemerintah untuk mempromosikan Indoneisa ke dunia. Tetapi berkat buku dari seorang geolog dan fisikiawan nuklir Brazil, memberikan nilai jual tersendiri untuk bangsa ini. Dalam situsnya di www.atlan.org. memiliki jumlah pengunjung mencapai 2.201.998 sejak 18 Desember 2003. ditambah 1.843.632 sejak Desember 1997 sampai Desember 2003 jadi sampai tulisan ini di terbitkan mencapai 4.045.630 pengunjung yang melihat atlantis itu adalah Indonesia. Akankah pusat kejayaan bangsa ini akan tenggelam seperti kisah atlantis sebelumnya, karena keserakahan anak bangsa yang akan haus kekuasaan dan ketimpangan politik yang tidak harmonis. Mari kita kembali setelah kita dicap sebagai pusat peradaban dunia dan bangsa yang sangat maju atau juga di cap sebagai surga dunia pertama.
Referensi:
www.atlan.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar