Entri Populer

Tampilkan postingan dengan label Kurikulum 2013. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kurikulum 2013. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 Maret 2014

Anggota Kontestasi Dari Negara Kontestasi


Kapan anda mengenal politik? kenapa saat SMA masih awam dengan politik?Pemahaman diranah politik di tingkat pendidikan menengah masih sangat dangkal. Kurikulum pendidikan diarahkan pada ranah pengetahuan kognitif dan keterampilan. Pelajaran  didominasi oleh hitungan, hitungan, hitungan, dan membaca. Mana diskusinya? mana menulisnya? tapi bukan itu maksud tulisan ini.

Politik sebagai salah satu implementasi sekolah, setuju? apakah selama ini yang telah lulus SMA sudah paham dengan politik? karena kita tahu setelah lulus SMA sudah mempunyai hak memilih caleg dan capres. Nah… masalah disini adalah yang memilih dan yang mau dipilih sama dari institusi pendidikan tingkat menengah yang tidak mengajarkan politik utuh, walapun ada pelajaran Kewarganegaraan tapi minat dan yang gemar dengan nuansa politik dan sosial sedikit.

Apakah legislatif negara ini terdiri dari orang-orang yang representatif dan negarawan? setahu saya banyak artis, pelawak, orang iseng, dan pengusaha yang membawa kepentingan golongan. Minimnya pemahaman politik dan ketatanegaraan membawa negara ini menjadi “negara kontestasi”. Anggota Dewan berlomba-lomba mengais rejeki dari ranah pengabdian masyarakat yang bukan koridor dalam meraih kekayaan. Hasilnya undang-undang tidak rampung-rampung dan pembangunan sosial entah mengarah kemana.

Perlukah politik masuk dalam kurikulum pendidikan tingkat menengah selain pelajaran Kewarganegaraan? Selama ini Pendidikan Karakter sudahkah mempunyai sense of politic? Ketika saya menanyakan dikelas tentang minat atau suka tidak dengan politik, jawaban mereka, tidak!, politik penuh dengan kejahatan, politik kotok dan busuk, politik penuh dengan kebohongan. 

Jika anda yang sangat paham politik apa benar politik seperti itu?. Saya tahu jawaban mereka seperti itu karena mereka sehari-hari mengkonsumsi  dari media massa yang memberitakan korupsi melulu.  Jika diajarkan “per-politik-an” yang sesungguhnya disekolah saya yakin bangsa ini tidak ada “anggota kontestasi” lagi.

Jadikan pelajar dan pemuda sebagai agent of change dalam masyarakat, memberikan konstribusi pikiran untuk pembangunan sosial sebagai penyeimbang pelajaran eksakta. Boleh ada pelajaran eksakta, tapi ajarkan mereka -pelajar dan pemuda- tentang birokrasi dan politik, karena setahu saya tidak ada sekolah menengah yang menyiapkan calon peneliti dan pembangunan sosial, yang ada selama ini sekolah menengah untuk jadi karyawan perusahaan.

Semoga Bermanfaat

Senin, 18 Februari 2013

Kontemplasi Kurikulum 2013: Dua Sisi Koin yang Berbeda


Wacana akan lahirnya kurikulum 2013 kini masih menjadi kontroversial yang menarik. Bagaimana tidak, kurikulum yang mulai dipahami dan dimengerti akan diubah kembali. Salah satunya yang akan diubah adalah pendidik tidak lagi membuat silabus mereka tinggal menerapkan kepada peserta didik dan pendidik tidak susah payah membuat silabus dengan mencari buku-buku referensi karena bahan ajar sudah satu paket dalam kurikulum 2013 tersebut. Menurut Menteri Pendidikan M. Nuh “Dengan demikian, para guru akan lebih berkonsentrasi pada proses pembelajaran” ketika menyampaikanan materi Kurikulum 2013, di Universitas Islam Malang (UNISMA) Sabtu, 16 Februari 2013.

Disisi kemudahan tersebut ternyata ada sisi yang tidak sesuai pada kurikulum 2013, ketidak sesuaian tersebut terlihat pada empat kompetensi inti yaitu semangat religius, sikap sosial sebagai anggota masyarakat, memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, meta kognitif, dan aplikasi kompetensi inti ini menjadi satu kesatuan. Pada kompetensi pertama semangat religius berarti menanamkan nilai-nilai agama kepada peserta didik. Bagaimana ilmu umum dapat bersarikan unsur religius. Misalkan, mengajarkan matematika tentang penghitungan, penjumlahan dan pengurangan, bagaimana dikaitkan dengan semangat religius tadi. Tentunya ada yang bisa, ada yang tidak bisa tergantung kreativitas pendidik. Dan kompentensi lainnya tidak semua mata pelajaran bersarikan kompetensi inti, hal ini lebih mengeksplorasi pendidik agar menghubungkan pelajaran terhadap kompetensi dan terhadap kenyataan.

Bagaimana dampak kurikulum akan dirasakan oleh setiap elemen? Baik peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sekolah, pemerintah, dan masyarakat umum? Kita akan menunggu bagaimana aplikasi kurikulum 2013.

Statistik Pengunjung

Socio Education

Merupakan Weblog tentang seputar materi ilmu sosial sebagai penunjang dan pelengkap edukasi.

  © Design Blog 'Ultimatum' by Socio Education 2020

Back to TOP