Entri Populer

Tampilkan postingan dengan label Bunuh Diri Altruistik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bunuh Diri Altruistik. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Agustus 2009

BUNUH DIRI ALTRUISTIK MENJADI ALAT PENYERANG YANG FENOMENAL

Bom yang meledak pada hari Jumat, 17 Juli 2009 pada pukul 07.47 WIB di Hotel JW. Marriot dan pada pukul 07.57 di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta yang merupakan dua hotel internasional. Bom yang meledak di dua hotel internasional tersebut merupakan fenomena bom bunuh diri yang dijadikan sebagai alat penyerangan yang sangat jitu. Pengebom merupakan anggota dari salah satu jaringan teroris yang sering meneror Indonesia yaitu Noordi M Top.
 
Salah satu pengebom di hotel JW Marriot, adalah Dani Dwi Permana umur 18 tahun, yang baru lulus dari SMA Yadika 7, Kemang, Bogor, yang kepalanya terpisah dari tubuhnya dan sulit untuk di kenali wajahnya. Lantas dalam pikiran kita mengapa seseorang rela melakukan hal tersebut sampai mengorbankan nyawanya? Dalam kajian sosiologi yang di kemukakan oleh Emile Durkheim, pengebom tersebut merupakan tipe bunuh diri altruistik yaitu, tingginya tingkat integrasi menekankan individualitas ke titik dimana individu dipandang tidak pantas atau tidak penting dalam kedudukannya sendiri. Sebaliknya, individu itu diharapkan tunduk sepenuhnya terhadap kebutuhan-kebutuhan atau tuntutan-tuntutan kelompok yang menempatkan setiap keinginan individu pada posisi lebih rendah yang mengurangi kesejahteraan kelompok dan mengganggu kehidupannya. Kalau tingkat solidaritas itu cukup tinggi, sang individu itu tidak kesal terhadap ketaatan pada kelompok ini, malah sebaliknya merasa sangat puas dan mengorbankan diri untuk kebaikan kelompok yang lebih besar. Ada kemungkinan pengebom sudah mengabdikan segala jiwa dan raganya kepada keyakinannya tentang suatu jihad. Noordin M Top mempunyai kharismatik yang dapat membuat orang lain terpengaruh akan doktrin-doktrinnya yang berbau jihad. Dengan menargetkan sasaran yang ingin di tuju, waktu dan strategi yang benar-benar mantap. Walaupun keamanan yang ada di dua hotel tersebut dibilang ketat karena berdasarkan kesiapan yang matang akhirnya para pelaku dapat memenuhi sasarannya.

Bunuh diri altruistik dalam perang merupakan fenomenal yang terjadi di beberapa negara dan merupakan alat yang jitu untuk menyerang musuh, berikut adalah beberapa bunuh diri di berbagai negara:

  1. Pada 18 April 1983 sekitar pukul 13.00 sebuah mobil van masuk ke halaman kedutaan besar Amerika Serikat di ibu kota Libanon. Begitu masuk mobil itu meledak sehingga seluruh kaca gedung pecah dan total korban mencapai 63 orang.
  2. Pada 23 oktober 1983 dua buah truk menyasar dua gedung terpisah yang menjadi barak serdadu AS dan Perancis di Beirut. Ledakan dahsyat dari 5.400 kg bom terjadi dan sebanyak 241 sedadu AS tewas seketika. Ini merupakan korban terbanyak dalam sehari sehari semenjak Perang Dunia II.
  3. Teknik pengeboman bunuh diri yang paling fenomenal adalah kamikaze yang dilakukan oleh pesawat tempur Jepang dalam PD II. Pesawat-pesawat tempur itu dijejali bahan peledak. Sang pilot menubrukannya ke kapal perang, pesawat tempur atau pangkalan militer sekutu.

  4. Kelompok separatis di Sri Langka, Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE), organisasi ini memperjuangkan keberadaan sebuah negeri untuk bangsa Tamil di Sri Langka utara, mempunyai satuan khusus pengebom bunuh diri. LTTE pertama kali yang melakukan bom bunuh diri adalah perempuan terhadap Presiden Sri Langka Ranasinghe Premadasa pada 1 mei 1993, saat berlangsung perayaan Hari Buruh Sedunia di ibu kota Sri Langka, Kolombo.

  5. Aksi serupa dilakukan terhadap Perdana Menteri India Rajiv Gandhi pada 21 Mei 1999. saat itu Rajiv berkampanye untuk pemilihan perlemen lokal di Sriperumbudur, sekitar 50 km dari ibu kota negara bagian Tamil Nadu, Madras. Seorang perempuan bernama Thenmozhi Rajaratnam alias Gayatri alias Dhanu yang masuk ke kerumunan kemudian membungkuk sebagai tanda hormat, tangannya menyentuh tombol bom. Bahan peledak jenis RDX seberat 90 gram yang dililitkan di pinggangnya meledak.

  6. Peristiwa 11 September 2001 di AS, menjadi catatan terdahsyat atas penggunaan metode ini. Para pelaku menggunakan empat pesawat penumpang yang di bajak sebagai bom. Dua pesawat ditabrakan ke gedung kembar World Trade Center, sehingga gedung itu runtuh. Satu pesawat dijatuhkan ke Pentagon dan satu lagi jatuh. Total korban tewas adalah 2.974 orang.

Statistik Pengunjung

Socio Education

Merupakan Weblog tentang seputar materi ilmu sosial sebagai penunjang dan pelengkap edukasi.

  © Design Blog 'Ultimatum' by Socio Education 2020

Back to TOP