Entri Populer

Selasa, 29 Oktober 2019

Memilih Mata Pelajaran UNBK Sosiologi

Sejak tahun 2017 ujian nasional tingkat SMA memiliki kebijakan berbeda dari tahun sebelumnya. Kalau sebelumnya siswa wajib mengikuti seluruh mata pelajaran yang di-UN-kan, seperti B. Indonesia, B. Inggris, Matematika, dan mata pelajaran di jurusan IPA/IPS. Namun di tahun 2017 mulai ada kebijakan baru yang terdapat dalam Surat Edaran (SE) tentang Pendaftaran Peserta Ujian Nasional 2017 yang ditandatangani oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno, pada tanggal 11 Januari 2017. Dalam SE tersebut, khusus untuk UN SMA, sekolah diminta untuk mendata mata pelajaran (mapel) pilihan yang akan ditempuh siswa dalam UN. setiap siswa SMA peserta UN juga diwajibkan memilih satu mapel pilihan sesuai jurusan atau peminatannya. Untuk jurusan IPA, siswa dapat memilih salah satu mapel, yaitu Fisika, Kimia, atau Biologi. Untuk jurusan IPS, siswa dapat memilih mapel Geografi, Sosiologi, atau Ekonomi. Kemudian untuk jurusan Bahasa, mapel yang dapat dipilih siswa yaitu Antropologi, Sastra Indonesia, atau Bahasa Asing (Mandarin, Jepang, Arab, Jerman, atau Perancis).

Pemilihan ini tentu, memiliki berbagai pertanyaan, apakah akan punya pengaruh kepada jurusan saat kuliah? Pertanyaan ini telah dijawab oleh Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud, Nizam, mengatakan, mapel pilihan pada UN tidak mempengaruhi jurusan atau program studi yang akan dipilih siswa untuk perguruan tinggi. “Tidak ada hubungan antara pilihan mapel pada UN dengan program studi dan jurusan yang akan diambil di perguruan tinggi. Harapannya agar siswa bisa unjuk kemampuan terbaiknya pada mapel yang dipilih,” kata Nizam di Jakarta, Selasa, (3/1/2017). Lalu tujuan dari kebijakan pemilihan mata pelajaran ini bertujuan untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa untuk menunjukkan yang terbaik dari bidang yang diminatinya. Karena itulah mata pelajaran pilihan ditentukan oleh siswa sendiri, bukan oleh sekolah.

Setiap sekolah dan tahun tertentu memiliki persentase mata pelajaran pilihan yang berbeda-beda, ada sosiologi yang paling banyak dan ada juga geografi yang paling banyak. Siswa punya alasan masing-masing memilih pelajaran tersebut, suka suka mereka juga, ada yang bilang, sosiologi lebih gampang karena logika, tapi sosiologi lebih susah karena rancu, terus geografi lebih pasti jawabannya ketimbang sosiologi, tapi geografi hafalan banyak juga. Perbedaan itu sangat subjektif tergantung dari passion siswa, lebih nyaman dengan pelajaran yang mana.

Fokus dari tulisan ini, hanya pelajaran sosiologi. Kenapa saya harus memilih sosiologi? Apakah saya mampu dengan soal pilihan ganda sosiologi? Jawaban itu bisa dicoba melalui tulisan ini.
Ada pertanyaan yang harus Anda jawab sebelum memilih sosiologi. Pertanyaan tersebut seputar kemantapan di pelajaran sosiologi, yaitu
  1. Apakah anda termasuk tipe yang suka berimajinasi?
  2. Apakah anda sering membaca berita seputar sosial, budaya, politik, ekonomi, bahkan yang viral sekalipun di line today?
  3. Apakah anda orang yang senang berinteraksi dengan teman bahkan orang baru dikenal?
  4. Apakah anda sering galau, suka bicara sendiri?
  5. Apakah anda tipe orang yang suka berdebat dan melawan aturan?

Pertanyaan di atas memang tidak ada hubungan dengan teori sosiologi manapun. Tapi justru dari pertanyaan yang di atas adalah jawaban anda memilih sosiologi. Hal ini merupakan pengalaman saya selama mengajar siswa yang memilih sosiologi. Siswa yang menjawab “iya” dari lima pertanyaan diatas lebih mudah dan mendapatkan nilai terbaik sosiologi di UNBK. Memang belum ada penelitian terkait angket tadi, tapi selama ujian sosiologi, jenis siswa yang di atas malah mendapatkan nilai yang tergolong baik.

Soal sosiologi sebenarnya hanya terdapat dua jenis, yaitu
  1. soal yang mencari contoh
  2. soal mencari kesamaan kata

Berikut ini adalah jenis soal mencari contoh yang di”intip” dari UNBK 2017.



Jawaban dari soal di atas adalah B. gambar disamping itu adalah lego yang ingin digabung dengan lego lain. Lego yang atas adalah anak bangsawan dan lego di bawah adalah gadis rakyat biasa, itu cara jawab dengan berimajinasi. Kalau menjawab dengan teori, gambar tersebut termasuk pada struktur sosial, bersifat stratifikasi (vertikal), ketika ada perbedaan golongan yang terpisah maka akan disatukan menjadi satu golongan. Golongan bangsawan akan bergabung dengan rakyat biasa.


Berikut ini adalah jenis soal mencari kesamaan kata.









Jawaban dari soal di atas adalah A. Cara jawab soal ini kalau tidak dengan landasan teori tingal cari kesamaan katanya karena di soal tertulis “latar belakang yang berbeda” dan tertulis pula “konflik berbeda latar belakang” kemudian yang ditanya mewujudkan multikultural. Tentu opsi A yang dipilih karena “latar belakang yang berbeda”. Apakah semudah itu jawab? Tapi memang kadang soal sosiologi mudah. Sedangkan jika menggunakan landasan teori, multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai sebagai kesatuan tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik,gender, bahasa, ataupun agama. Kesediaan menerima berarti juga saling menghormati dan tanpa memperdulikan perbedaan berarti latar belakang yang berbeda.
Dua pembahasan soal di atas memang ada di UNBK 2017 (puspendikcbt17). Ada beberapa jenis soal sosiologi, kalau berdasarkan kaidah penulisan soal, yaitu menurut Taksonomi Bloom yang terdiri dari Cognitive1, Cognitive2, sampai Cognitive 6 atau jika di kartu soal ujian disebut level kognitif dengan singkatan LK1, LK2, LK3. Ketiga level ini harus terdistribusi ke dalam soal, makanya ada soal yang menentukan, mengidentifikasi, mengkategorikan, menerapkan, dan menganalisis. Tapi tenang saja, semua itu, intinya Cuma dua jenis soal yaitu mencari contoh dan mencari kesamaan kata. Sementara sekien dulu tulisan ini, mohon maaf jika ada kekurangan dan saya menerima masukkan dan diskusi tentang sosiologi melalui email sosiolognrl@gmail.com
Anda bisa melihat video melalui link di bawah ini. Video tersebut soalnya diambil juga dari UNBK.


Anda juga bias follow instagram Mr.Sosiologi untuk update soal-soal dengan pembahasan yang lebih simple dan untuk latihan menjawab soal.
@mr.sosiologi


Selasa, 23 April 2019

Interaksi Antar Individu Dalam Kegiatan Kerohanian Di Rumah Retret Samadi Shalom


Oleh: Catalina Diaz

Pada tanggal 8-10 Februari 2017 siswa dan siswi kelas 8B SMP Santo Bellarminus melaksanakan kegiatan retret di rumah Samadi Shalom. Kegiatan retret adalah kegiatan menarik diri atau mengasingkan diri dari keramaian dan dari kesibukan rutin, kegiatan ini dilakukan dengan pergi ke tempat yang sepi selama waktu tertentu untuk beristirahat dari hal duniawi  dan memusatkan perhatiannya pada Tuhan melalui pelayanan-pelayanan khusus. Perjalanan dari Bekasi menuju ke rumah Samadi Shalom memakan waktu kira-kira 4 jam lamanya. Ketika sampai di sana kami disambut dengan hangat oleh para suster dan penghuni rumah retret serta mempersilahkan kami untuk merapikan barang bawaan kami di kamar yang sudah dibagikan (1 kamar dapat ditempati oleh 2 orang). Kegiatan rohani ini berlangsung selama 3 hari 2 malam.

 
Salah satu kegiatan agama yang kami laksanakan adalah misa. Kegiatan ini dapat dikaitkan dengan teori Herbert Blumer yang menyatakan bahwa terdapat tiga pokok dalam interaksionisme simbolik, yaitu kami siswa dan siswi peserta retret memakan (act) hosti (thing) sebagai tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus (meaning).[1] Agar kita selalu mengingat Yesus dalam setiap kegiatan ibadah kita dan tidak pernah lupa bahwa Yesus-lah yang telah mengorbankan dirinya di kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia. Penerimaan hosti oleh dilaksanakan pada pertengahan misa dengan menggunakan kedua tangan dan menundukkan kepala.

Selain dari kegiatan kegamaan rumah retret Samadi Shalom juga menggelar kegiatan selingan untuk menghibur para peserta retret. Salah satu kegiatan selingannya adalah bermain “Panjang-panjangan”. Permainan ini merupakan permainan berkelompok yang pemenangya adalah kelompok yang paling panjang posisinya. Para kelompok berusaha memanjangkan posisi dengan berbagai cara, mulai dari menggunakan jaket, tali sepatu, dan benda-benda yang terjangkau lainnya.

Sedangkan kegiatan utama dari retret ini adalah diskusi keagamaan mengenai firman yang terkait dalam kegiatan misa maupun doa bersama. Diskusi tersebut kemudian ditransformasikan ke dalam kehiupan sehari-hari dan didramakan bersama dengan kelompoknya masing-masing. Setelah diskusi selesai maka drama tersebut  dipertontonkan kepada teman-teman sekelas.



[1] Kun Maryati dan Juju Suryawati, Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2016), hlm. 47

Statistik Pengunjung

Socio Education

Merupakan Weblog tentang seputar materi ilmu sosial sebagai penunjang dan pelengkap edukasi.

  © Design Blog 'Ultimatum' by Socio Education 2020

Back to TOP